Skip to main content

Review Drakor : Thirty Nine, bikin nyesek!

Siapa nih yang hobinya nonton drakor?
Kalau bicara tentang drakor, yang terbayang adalah kisah-kisah ringan, menggemaskan, dan tentunya para oppa yang gantengnya bikin halu seharian!

Eh, tapi tau gak sih kalau drakor itu biasanya punya pesan yang dalam yang disampaikan melalui ceritanya. Salah satunya seperti cerita dari drama Thirty Nine, yaitu drama terbarunya Jeon Mi Do, Son Ye Jin, dan Kim Ji Hyun, tiga perempuan cantik yang namanya tentu sudah tidak asing di kalangan aktris korea saat ini.

Drama Thirty Nine ini terbilang cukup singkat, hanya dikemas dalam 12 episode berdurasi satu jam, yang menceritakan tentang tiga wanita usia 39 tahun yang dihadapkan pada kenyataan salah satu dari mereka mengidap kanker mematikan. Drama berhasil membuat para pecinta drakor dilanda berbagai emosi. Bagaimana tidak? Kisah ini penuh dengan cerita persahabatan yang hangat, kisah cinta yang pelik, kegalauan karir di akhir usia tiga puluhan, sampai dengan sedihnya cerita tentang menghadapi kematian.

Tidak terbayang rasanya, membayangkan kehilangan sahabat yang sudah bersama sejak puluhan tahun tentunya sangat menyakitkan. Namun, ditengah rasa sakit ketika mendengar kenyataan bahwa salah satu dari mereka mengidap kanker mematikan, mereka harus berusaha untuk memastikan waktu mereka terisi dengan sebaik-baiknya. They have to make the most of it. Kebayang kan, lagi sedih, tapi harus kuat dan berusaha memberikan kenangan yang baik bagi mereka bertiga. Duh...

Salah satu quotes yang paling berkesan dari drama ini adalah ucapan Cha Mi Jo (Son Hye Jin) pada saat menerima kenyataan bahwa mau tidak mau mereka akan menghadapi perpisahan itu 

"Aku ingin kau menjadi orang sakit parah paling bahagia yang pernah ada di dunia" - Cha Mi Jo

Ketiganya bersepakat untuk menghabiskan waktu sebaik-baiknya dan melakukan apa yang mereka ingin lakukan selama mereka masih bisa bersama. Namun, membuat orang sakit menjadi terus bahagia tentunya tidak mudah, hal ini justru semakin menyakitkan karena terkadang mereka justru harus berpura-pura baik saja pada saat semua tidak baik-baik saja.

Di sisi lain, Chan Young, yang juga sedang berjuang berdamai dengan dirinya atas vonis penyakit yang dideritanya, berusaha sebaik mungkin mempersiapkan segalanya sebelum ia pergi. Ia ingin agar pada saatnya ia pergi, ia merasa damai dengan hal yang sudah ia persiapkan. Memastikan sahabat-sahabatnya hidup dengan baik, memastikan kedua orang tuanya terus mendapatkan perhatian dan memberikan memori yang baik bagi orang-orang yang akan ditinggalkannya.

Kisah mereka terus mengalami ups & downs, puncaknya adalah ketika mereka tidak bisa lagi berpura-pura dan kondisi kesehatan sahabatnya semakin menurun. Tidur malam menjadi sulit karena dihantui perasaan takut mendapatkan berita yang mereka tidak harapkan. Hingga akhirnya, tibalah hari yang mereka paling tidak inginkan. Namun, layaknya kehidupan, yang hidup akan terus menjalani kehidupan meskipun dengan hati penuh rasa rindu akan kehilangan.

Untuk saya, drama ini tidak memiliki cerita yang rumit, namun justru dengan kesederhanaan ceritanya, Thirty Nine berhasil membuat penonton merasa "relatable" dengan situasi yang dihadapi. Drama ini berhasil membuat saya tertawa geli, menangis haru, menangis sedih sampai tersedu-sedu, namun diluar itu semua, drama ini berhasil mengajarkan saya untuk terus meluangkan waktu dengan orang-orang terkasih sebelum pada akhirnya, waktu kita dengan mereka benar-benar berakhir.

Drama ini saya berikan nilai 9/10.
Cocok banget ditonton malam-malam sambil ngemil kacang!

Comments

Popular posts from this blog

A review : Salon(s) !

Hmm, pengen ahh sekali-sekali bikin tulisan agak belagu gitu hahaha. Gue mau bikin review salon nih, *belaga, padahal datengin salon juga baru berapa biji =))* Oiya, gue ini hobi banget nyalon, untuk beberapa perawatan khususnya. Well, since I was young (sekarang berasa udah agak tua), gw emang doyan banget "centil-centilan" di salon. Awalnya cuma creambath, secara itu satu-satunya perawatan make sense buat ABG labil umur 15 tahun. Firstly, gue gak tau ada salon selain salon mall such as JHONNY ANDREAN, and CHRISTOPHER =)). Gw baru kenal salon-salon perawatan itu kira-kira menginjak usia 17 tahun. Baru deh tuh kenal sama perawatan selain potong rambut dan creambatch, macam f acial, luluran, massage, manicure pedicure * yang mana gue nyoba karena satu paketan murah di salah satu salon di Bogor *. Nah, since gue baru aja balik dari salon.. Gue jadi kepikirian pengen ngelist aja beberapa salon yang pernah gue datengin dan gue cobain perawatannya. So, gue mau mulai dar

#WeddingBlog_Post-001 - rekomendasi venue di bogor

So, ceritanya gue mau memulai wedding preparation blog yang bercerita tentang proses persiapan pernikahan gue yang ketje badayyy itu (iyeee, udah 3 bulan telat maapin sibuk kroco satu ini :D) Kenapa gue bikin postingan ini karena sesungguhnya selama kemarin persiapan wedding, gue banyak sekali mengandalkan wedding blog untuk baca review-review venue dll. So, hopefully i can return the favor by helping others in need. However, gue harus menuturkan terlebih dahulu bahwa konsep yang gue bawa agak "nyeleneh" kalau dilihat dari kebiasaan atau standard wedding yang ada. Menuai beberapa kritik, tapi sampai hari ini sayah dan Pak Suami merasa keputusan yang kami ambil tepat. setepat-tepatnya. EH BETEWE, udah tau kan gue nikahin siapa? hahahahhaha. setelah blog ini diisi sama cerita galau gue sama beberapa pria yang pernah mengisi hidupku, akhirnya ku nikah sama si BEYI! alhamdulillah. So, yaudah gak usah curhat panjang-panjang karena ini ceritanya tentang wedding blog kan ya

Back then.

Tiba-tiba malem ini ngobrolin dia lagi sama ifka. Trus sadar, how stupid i was back then. Percaya aja digombalin, seneng aja dihujani kata-kata sayang.. till then, i realized. I was fooled. Hehe. Marahnya sudah habis. Hanya baru tersadar aja bahwa ternyata cinta bener-bener bisa membutakan.. Semoga seseorang yang bersama gue saat ini bukan semata-mata karena cinta buta. Tetapi justru meluaskan pengetahuan, memberikan pembelajaran, dan meningkatkan kebijaksanaan. Dewasa itu bukan usia. Dewasa itu bijaksana.