Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2009

BACKSTAB!

saya lagi pengen ngomel. sebabnya?? bcuz i knew someone backstabbed me. i knew it long before i write this note. but that time all i did was silent. why? bcuz i thought, it is useless to talk about it. the stuff was over and why should i take my time to think about that-unimportant-thing. but then.. i dont want to be the victim for the second time with another person. i dont want being backstabbed by anyone else. thats why.. i become more and more aware to new people. wait.. it doesnt mean i cant trust other. i just become aware. i hate the two-faces-man *well, i dont know if i use the rite term. hehe*. maybe.. maybe bcuz i am a straightforward person, that i show people if i dont like them, and i also show people i care about. but this guy.. the guy backstabbed me a few months ago did this : he showed me AS IF he was a friend of mine. AS IF he cared for me, for his friend that used to be my lover that time, he showed us AS IF he was in our side. he also did this : accompanied my lover

kopi hitam

Malam itu aku duduk di beranda rumahku, bercakap dengan seorang kawan baru, yang sebenarnya belum teralu aku kenal. Ditemani semilir angin, segelas kopi tubruk yang hitam, dan percakapan basa-basi. Tawa-tawa kecil mulai mendatangi kami, kekakuan mulai mencair… sampailah kami pada topik yang tak pernah lepas dari kehidupan orang muda, cinta. Aku dan dia sedang mengeluhkan kehidupan cinta kami masing-masing, dia bercerita betapa kelamnya hari yang dia jalani dengan bayangan kekasih terakhirnya yang terpaksa ia tinggalkan. Aku? Heh… hanya dapat menghela napas panjang untuk menunjukan bahwa kisah yang kupunya juga sama gelapnya dengan yang dia baru saja sampaikan. Sejam kemudian, aku merasa telah mengenal dia dari beberapa tahun silam, seluruh kehidupan cintanya terbongkar padaku, bahwa dia pernah benar-benar jatuh cinta pada gadis berusia 6 tahun lebih muda darinya, polos, lucu, dan mampu menyajikan lelucon hangat ataupun dongeng simpel yang akhirnya dapat ditebak. Tapi, si gadis kecil ta

kamar mandi

Dari dulu, aku menganggap kamar mandi adalah satu-satunya tempat dimana aku bisa menjadi diriku sendiri. Ya, karena aku sendiri dan telanjang di dalamnya. Tanpa tertutup seutas benangpun di atas tubuh kecilku yang meliuk (uw, pasti kau sudah membayangkan betapa seksinya aku J). Di kamar mandi itu pula, aku bebas melakukan apapun yang aku mau, aku bisa bernyanyi, menjerit dan suara air yang mengalir dari kran pun akan menenggelamkan suaraku bersamanya, sehingga tak ada seorang pun yang mendengar jerit atau nyanyiku. Tangis juga begitu, air mata itu hanya mengalir menjadi bagian dari air yang tumpah dari baknya yang kepenuhan, menjadi bagian yang bahkan tak terlihat bedanya. Padahal air mata itu jatuh dari organ manusia, yang bernyawa, tapi tak berbeda dengan air yang mengalir pada pipa-pipa panjang menuju tuan kamar mandi. Di kamar mandi, aku biasanya menemukan ilham-ilham yang jadi bahanku untuk menulis suatu karya. Bukan, aku belum pantas menyebutnya karya, mungkin aku akan menamai tu

bersahabat dengan diam dan bisu

Diam dan bisu seolah selalu menjadi teman terbaik bagi aku dan dirinya. Hanya dirinya. Dia yang kutatap dari meja seberang di kantin, dia yang kukagumi saat dia menendang bola itu ke gawang dan mencetak gol-gol hebat, dia yang hanya tersenyum sesekali, tapi bukan kepadaku, walau sebenarnya aku tahu dia adalah orang yang humoris. Diam dan bisu selalu hadir, seperti layaknya sahabat, tapi hanya untuk kami berdua. Saat di keramaian pesta, saat gelak dan tawa terdengar, saat orang-orang berteriak dan bernyanyi, bahkan kami berdua turut di dalam kegegapgempitaan itu, diam dan bisu masih bisa merayap masuk diantara kami berdua. Diam dan bisu seolah mengawasi kami, tak pernah melepaskan pandangannya, tak pernah membiarkan kami untuk saling mengucapkan satu kalimat, bahkan satu kata. Diam dan bisu hanya mengizinkan tatapan-tatapan atau senyuman basa-basi yang menandakan bahwa kami saling mengenal, atau mungkin saling menganggumi. Tapi, lagi-lagi diam dan bisu yang menengahi keberadaan kami. Ba

game of love

Membiarkan seseorang pergi dari kehidupan kita adalah hal yang sangat sulit, tapi ternyata, mendatangkan orang lain untuk menggantikannya tidak kalah susahnya… bukan hanya diperlukan berbagai pertimbangan matang agar sakit terdahulu tidak terulang, tetapi banyak hal lain yang harus dilakukan… pembiasaan kembali, pengenalan hati yang baru, nama baru, tingkah laku yang baru, dan keluarga yang baru. Cuma ada dua kemungkinan setelah itu… cocok atau malah semakin berantakan. Proses mengenal ini yang membuatku lelah, membuatku jengah. Berkali-kali aku melakukannya, namun selalu saja ada yang mengganjal dan lagi-lagi gagal. Lalu ku pikir aku memang hanya harus menunggu agar lukaku sembuh terlebih dahulu, barulah aku akan kembali ke dalam permainanku yang berbahaya tadi. Meloncat ke kanan ke kiri, lalu terjatuh kembali, terluka dan kesekian kalinya menunggu kesembuhan datang. Kali ini, lukaku sepertinya menimbulkan bekas yang buruk sekali… aku bahkan tidak ingin mengingat kejadiannya bagaimana

6 bulan berbanding 4 jam

Tadi malam, kamu membayar enam bulan dengan empat jam. Enam bulan dengan empat jam. Perbandingan yang paling memilukan dan memalukan, sebenarnya. Tapi aku tidak tahu, kenapa rasanya empat jam tersebut melampaui enam bulan yang terbuang enam bulan penuh prasangka dan dendam, dibayar cukup lunas dengan empat jam yang dihabiskan dengan tawa canda. Cukup. Dan aku tidak meminta lebih. Empat jam itu mengubur laraku dan juga kesalku pada dia yang lainnya. Dia yang seharusnya jauh lebih memperhatikanku. Saat ini. Aku lelah terus mengerti tanpa pernah dimengerti. Aku tak ingin meminta karena dia takan pernah memberi. Lewat empat jam itu, aku tahu… kamulah yang terbrengsek… tapi kamulah yang terbaik. Rekor kita pecahkan lagi tadi malam, ditambah dengan satu lagi rekor baru. Terima kasih, aku sudah benar-benar melupakan semua kesalahanmu… It’s a brand new start… kita langkahi jalan ini, sendiri-sendiri… namun kamu tahu, kita masih saling mengawasi u

home

whenever i go wherever i go with whoemever i go how often i go.. whatever makes me go… u know… u’re a home a home, a place for me to find comfort, to find safety.. and u know.. someday.. i’ll be back to u…

aku semakin jauh dari mengerti..

Aku semakin jauh dari mengerti arti cinta Semakin bingung saat mencari maknanya Hari ini, pasangan muda itu menikah. Mengikrarkan janji setia sehidup semati. Mau berbagi. Bagi suka juga dukanya. Melewati hari bersama. Dengan penuh khidmat. Mereka berjanji, untuk saling menyanyangi. Tapi, sampai berapa lama? Berapa lama janji yang diikrarkan tersebut bertahan di dalam hati mereka? Seberapa sungguh mereka mengucapkannya? Seberapa besar perjuangan mereka untuk menepati janji tersebut? Tiga hari kemudian, terdengar deru tangis sakit hati seorang wanita. Terlihat langkah gontai pria dewasa. Mereka masih muda. Seperti usia pernikahan mereka. Masih muda. Masih kecil. Masih ingusan. Masih harus banyak belajar dari kesalahan. Namun, rasanya mereka memilih mati sebagai bayi cinta. Mereka baru memutuskan untuk berhenti menghembuskan nafas-nafas kasih dalam kehidupan rumah tangga mereka. Mereka bercerai. Dengan mudahnya. Minggu lalu, dua insan bercinta. Begitu bahagia. Seolah-olah dunia ini milik

so.. now i realize!

tadi baca2 tulisan jadul saya skitar taun 2006. lalu, menyadarii sesuatu.. betapa tulus rasa sayang saya buat si mantan, dan betapa dia menyakiti saya.. but, i've finished it all. CASE CLOSED!

cerita siang hari di kancil hari senin

Minggu lalu, gw, achie dan dian bolos salah satu mata kuliah paling yahud di semester empat, bobot 3 sks dan jatah 4 kali bolos belum sekalipun terpakai. PARAH!! Hehehe. Lalu, datanglah salah satu mahasiswa S2 Intervensi Sosial yang tidak perlu disebutkan namanya, *silahkan tebak saja sendiri… klo di TTS akan dapat pertanyaan, lima huruf, depannya D, huruf ketiga X, makhluk slengean yang ternyata otaknya cemerlang. Dan akhirnya gw sempet ngobrol ama tiga dari empat teman terbaik gw di Psikologi UI, (kebetulan yang satu udah kebanyakan absent karena sakit) jadilah kami hanya duduk manis berempat di salah satu meja di kantin yang terletak di fakultas kami. Awalnya, obrolan hanya berupa obrolan sampah yang gak ada artinya, bahkan ga diproses sama STM! Klo menurut salah satu teori IPT tentang attention, pembicaraan itu termasuk ke dalam bentuk attenuation model, yaitu semua informasi di terima oleh sensorimemori, tetapi yang tidak relevan akan dihapus. Yah, obrolan sampah dan tidak pentin

amarah

sial. aku terjebak dalam permainanku sendiri. knapa coba hati harus ikut2 terlibat. bikin aku smakin saja pening kepala. seharusnya dia yang meronta-ronta. bukan jadi aku yang mengiba-ngiba. ronta cinta. ibaku kembali. bukan malah tidak peduli. dan aku patah hati. BRENGSEK. *7april09.20:23*

ucapan terima kasih untuk segenap sahabat terbaik sepanjang masa

kemarin, gue ama dian melakukan rencana yg kmi susun jauh2 hari (tanpa tau siapa targetnya), yaitu merubah status relationship di fesbuk pas april mop.. akhirnya, ksampean lah tuu plan.. dian ma andra, gue ma matin. ternyata.. tanggapannya cukup heboh, buat dian & andra : SUPER HEBOH! yaiyalah.. scara yang ngantri buat dian udah kaya antrian sembako! hheheh. sehari ini gw jg mendapat beberapa 'adeuh' atau skadar ucapan selamat dari beberapa orang (yang kemudian gw menjadi merasa bersalah telah berbohong ama kalian. hehe). efeknya ga seheboh dian ma andra, tapi tetep aja.. berbohong itu cape! heheh.. but, still thanks buat papah matin yang mau diajak seseruan sehari ama gue.. hehe. well then, gue yang sekarang sedang sangat terfokus pada goal2 yang harus gue raih. gue lagi agak menomor-sekiankan urusan hubungan romantis. gue masih sangat bisa bersenang2 sama temen2 gue.. kaya hari ini, gw bersenang2 sama 6 orang sobat2 gue.. dian, chai, bagus, angie, kapyon & lady dalam