Skip to main content

Posts

Showing posts from 2014

Indonesia Tanah Airku

Judulnya nasionalis banget ya? Hahaha padahal isi postingan ini gak bahas apapun tentang nasionalisme nih.. :p Trus? Jadi, sekarang gue lagi di Samarinda, ini lagi ngetik postingan ini sambil ngantuk-ngantuk.. tapi rasanya ga afdol kalau gak ngeblognya dari Samarindanya. Nah, perjalanan gue ke Samarinda ini menjadikan gue resmi pernah menginjakkan kaki di semua pulau terbesar di Indonesia. MENGINJAKKAN KAKI lho ya, bukan visit hahaha.. Untuk pulau Jawa, jelaslah karena gue emang tinggal di Depok, Bogor, kerja di Jakarta, ketiga kota itu ada di pulau Jawa, hanya memang gue belum pernah ke Jawa Timur. Tapi, tetep yak gue udah "nginjek" P. Jawa :p Next, gue ke Papua, waktu lagi dikirim ke Kuala Kencana, meskipun cuma beredar di sekitar Timika & Kuala Kencana, tapi gue udah resmi nginjekin tanah dan bebatuan serta mandi dan minum air di Papua sono. Nah, waktu ke Papua ini, pesawat gue kan transit satu jam tuh di Makassar, maka gue pun "nginjek" tana

Back then.

Tiba-tiba malem ini ngobrolin dia lagi sama ifka. Trus sadar, how stupid i was back then. Percaya aja digombalin, seneng aja dihujani kata-kata sayang.. till then, i realized. I was fooled. Hehe. Marahnya sudah habis. Hanya baru tersadar aja bahwa ternyata cinta bener-bener bisa membutakan.. Semoga seseorang yang bersama gue saat ini bukan semata-mata karena cinta buta. Tetapi justru meluaskan pengetahuan, memberikan pembelajaran, dan meningkatkan kebijaksanaan. Dewasa itu bukan usia. Dewasa itu bijaksana.

"percayalah, paham mana pun yang lo anut, semua terjadi untuk sebuah alasan yang baik"

Judulnya asik. Hehehehe. bey, mungkin ini jadi salah satu ungkapan yang harus kita putar berulang kali sampai maknanya benar-benar kita resapi ya. alasan. alasan. alasan. dan alasan itu baik. kamu disana, aku disini. atau, ketika kamu memutuskan untuk sama-sama kembali. kamu disini, aku pun disini. apapun keputusan kamu, jadikan alasanmu sesuatu yang baik, ya sayang, karena kamu orang baik. iloveyou.

Ada sesuatu yang harus disampaikan.

Hey, Aku tahu kamu sudah memaksaku untuk menjawab sore-mu. Maaf ya, Senjanya belum siap menyapa sore yang begitu lembut darimu. Hey, Kamu tahu tidak? Aku tiba-tiba saja membuka halaman ini dan jari-jariku menekan tombol-tombol abjad diatas keyboard hitamku. " Ada sesuatu yang harus disampaikan " Akupun sesungguhnya tak tahu pasti apa yang aku tuliskan. Rasa di dalam hatiku ini begitu campur aduk. Mungkin kamu juga demikian. Ada rasa bahagia, haru, tegang, dan sakit (karena gigiku yang sedang tak bersahabat). Tapi aku merasa ada sesuatu yang harus disampaikan. Aku ingat. Dua tahun lalu, di bulan September. Seseorang di depanku bercerita bahwa dirinya tak tahu apa yang dilakukannya. Apa yang dijalankannya. Mengapa ia memilih berada disana. Ia merasa ia kembali di titik nol. Merasa bukan siapa-siapa. Padahal, sebelumnya dia sedang menuju puncak dalam karirnya. Ia menangis sebab ia tak tahu bagaimana ia akan menjalankan peran barunya. Ia menangis sebab ia khaw

Suratku untuk Seorang Ibu

Hanya catatan saja. Mungkin belaka, mungkin juga nyata adanya. ---- Teruntuk seorang Ibu di belahan pulau lain, Selamat pagi Ibu, bergetar jemariku menuliskan rangkaian kata yang membuncah tak sabar ingin kuungkapkan kepadamu. Tetapi, tak sopan bila aku tak perkenalkan diriku terlebih dahulu. Aku adalah seorang perempuan, yang katamu modern, yang hidup di zaman yang asing, tak kenal nilai dan budaya seperti yang kau tahu. Mungkin seringkali kau mengelus dadamu, mengetahui bahwa di dunia ini, ada pula manusia-manusia yang tak sejalan dengan pola pikirmu, tentang dunia, tentang Tuhan, tentang keyakinan, dan tentang makna hati dalam bercinta. Manusia-manusia yang tidak kau mengerti. Aku adalah salah satunya, perempuan dengan cara bersolek yang kau dan adatmu anggap tak seronok, tak pantas untuk disandingkan di pelaminan dengan keturunanmu sampai nomor berapapun, seorang perempuan yang tak dimengerti bagaimana bisa merendahkan martabatnya, yang disentuh tubuhnya oleh yan