Skip to main content

Escaping The Town - Harapan Island

Huah!
Akhirnya setelah sebulan lebih, baru kesampean mau nulisin cerita tentang kepergian gue yang mendadak.

After craving so much for beaches, gue pun berhasil escaping town for a moment. Gak jauh-jauh sih, cuma 3 jam by kapal ferry dari Muara Angke, Jakarta Utara.
Ada yang bisa nebak kemana jalan-jalannya?

Yep! Gue mencicipi salah satu pulau dari jajaran pulau-pulau di Kep. Seribu.
Lagi ngetrend banget kan yah jalan-jalan ke Pulau Seribu. Kali ini tujuan trip gue adalah Pulau Harapan. Oh iya, perjalanan ini juga mendadak banget karena temen gue, Tria, bercerita dia mau ke pulau Harapan, dan gue dengan suka rela minta diajak sama doski. (yang mana waktunya cuma selisih 2 hari)

Perjalanan dimulai dari Depok, dimana gue dan Tria akhirnya naik taksi ke Muara Angke. Kita berangkat jam 4 subuh, karena diharuskan ngumpul di Angke jam setengah 6. Ya, meskipun agak gak rela mengeluarkan kocek Rp. 130.000 (naik taksi tarif bawah) tapi ternyata taksi adalah opsi satu-satunya kalo mau berangkat dari Depok jam segitu. Selain itu sih sebenernya, Depok-Angke bisa dicapai dengan cara naik kereta sampai stasiun angke trus lanjut angkot, atau naik 54 sampai Slipi dan dilanjutkan ngangkot. Sayangnya, jam 4 pagi itu kereta dan bis 54 belum tersedia.

Hari itu Muara Angke ruameeee banget karena kebetulan 17 Agustus itu kan Hari Libur Nasional, makanya banyak banget yang pergi liburan. Awalnya sempet kebawa bete juga sih ngebayangin "apa bedanyaaa gue ke pulau kalo ramenya kaya gini". But the show must go on, jadi gue pun berusaha senyam-senyum kuda sana-sini.

Untuk menuju Pulau Harapan, para pelancong harus menempuh waktu sekitar 3,5 jam mengarungi samudra dengan kapal ferry. Kapalnya penuh, bro! Gue dan Tria awalnya masih di dalam, tapi kemudian memutuskan duduk di pinggiran kapal - gaya pengen menikmati laut ancol -
Everything was just fine, awalnya bau-bau amis khas Ancol gitu, airnya butek, sempet worry sih di pulaunya kaya apa. Tapi menurut temennya Tria (yang kita tebengin grupnya), di Pulau gak akan mengecewakan. So, gue berdoa aja. Semoga iya, gue ga kecewa. Memang benar, belum sampai setengah perjalanan, akhirnya laut mulai cantik, mulai bercahaya gitu diterpa sama matahari, udah gak ada lagi bau-bau amisnya.. mulai terpana deh gue ngeliat keindahan alam yang paling gue suka. Ombak dan nyanyiannya. Perjalanan juga makin oke ketika gue berhasil jadi saksi perbedaan warna langit antara yang cerah dan mendung. Itu keren banget, bener-bener kontras warnanya.

Singkat cerita, gue dan rombongan sampai di Pulau Harapan. Kesan pertama : Anjir! Panas! yaaa, namanya juga pulau yaa.. tapi warna air lautnya bening banget... cantiiiiiikk... Padahal itu masih di Darmaganya lho. Wah, gak sabar lihat pantainya.
Sebelum main-main ke pantai, kita dicarikan dulu homestay, memang agak mengecewakan karena home stay kita gak nyaman, tapi niatnya liburan kan? seneng-seneng kan? yaudah, nikmatin ajaaa...

Gue lihat sekeliling, Pulau Harapan ini ternyata pulau yang padat penduduknya, isinya rata-rata homestay, dan ada juga rumah warga yang usaha dagang makanan atau buka warung. Gue sempet bingung sih karena gue ga liat ada hamparan pantai yang bisa main pasir atau duduk-duduk merenungi kehidupan. Daaaann.. ternyata memang Pulau Harapan ini cuma buat kita home stay, jalan-jalannya akan dilakukan di pulau sekitarnya.

Abis makan siang, rombongan kami naik "ojeg" ke satu pulau yang dinamakan Pasir Putih. Oya, ojeg disini bukan ojeg motor kaya di Jakarta, tapi ojeg itu adalah sebutan untuk kapal kayu kecil yang dipake untuk nyebrang antar pulau. Perjalanan menggunakan ojeg ini juga jadi salah satu favorite gue karena gue bener-bener bisa nikmatin udara segar (dan panas menyengat) dan puas banget liatin birunya laut yang terhampar. Duuuuhh, i do really love seeing those beautiful blue. Saking bersihnya, dan bervariasi kedalamannya, gradasi si biru lautnya itu keliatan jelas, mulai dari biru pekat, biru jernih, sampai warna hijau tosca. Cantik. Cantik. Cantik. Itu aja yang gue ulang-ulangi dalam hati gue tiap gue liat titik-titik kristal di atas permukaan airnya.

Waktu tempuh dari Pulau Harapan ke Pasir Putih sekitar 30 menit, ketika ojeg udah mendarat, gue dan tria (sama elvi dan koko, dan adeknya elvi) langsung lari-lari di pantainya, foto-foto. Lagi-lagi, gue ga bisa bilang apa-apa else than CANTIK!
Pulaunya kosong, jadi masih ditumbuhi pepohonan rimbun. Pasirnya juga masih dihiasi sama kerang-kerang, atau daun mengering yang jatuh.
It was nice seeing this thing after all the business on the weekdays.

Di Pulau ini juga peserta dikasih peralatan snorkling, gue sempet ragu karena gue ga bisa berenang. Tapi Allahualam gue udah liburan jadi gue kudu nyoba semuanya. Alhasil dengan bermodal lapor ke guide bahwa gue ga bisa berenang, gue pun nyemplung ke laut. Awalnya megap-megap, googlenya kegedean jadi mulut gue kemasukan air hahhaa. Tapi gue udah kesenengan liat ikan-ikan gitu, jadi dengan segala upaya (narik-narik orang yang gue ga kenal, nendang-nendang air ke segala arah, atau berenang dengan gaya entah apa), gue pun berhasil menikmati keindahan bawah laut. Well, i'd better like to have the "oh well-s" than the "what if-s", rite?

Sepanjang hari itu kita habiskan dengan snorkling, dan main pasir di pantai. Nah, pas udah cape dan kelaperan, kita dibawa ke Pulau Bulat buat jajan-jajan asyik. Makan pop mie dikala badan masih basah. Anget-anget gimanaaa gitu... Very nice :)

Meskipun ga sempet hunting sunset, tapi bisa liat bias jingga senja yang di refleksi ke air laut ketika gue naik ojeg kembali ke Pulau Harapan, it was still really something for me.

Malam sudah tiba dan masuk ke acara bebas, gue memilih mandi dulu dan kemudian duduk-duduk cantik di lapangan sekitar darmaga. Kaya alun-alunnya, rame, ada musik dangdut dan pemandangan laut malam yang cantik. Sayang, gak banyak bintang. Tapi gue udah sangat bersyukur bisa menikmati hari itu.

Entah karena kecapean abis berenang keciplak-kecipluk kaga jelas di laut, gue pun berhasil tidur pulas jam 10 malam. Hahaha berasa cupu sih sebenernya karena berharap bisa stay wake up sampai tengah malem buat liat bintang, yaaa.. apa daya ya.. beralas kasur tipis tanpa bantal tanpa selimut, gue tetep bisa tertidur nyenyak.

Besok paginya, Kokonya Elvi udah bangunin kita dari jam 5 subuh, ngajak jalan-jalan pagi. Sarapan mie rebus (lagi), dan duduk di sekitaran darmaga. Ini! ini banget puncak kebahagiaan gue. I might miss the sunset, but the sunrise was sooooooo amazing.
Kita nemu satu spot cakep banget. di pinggir darmaga, ada batu karang yang cukup gede. Gue duduk disitu sambil liat matahari muncul perlahan, anginnya masih sepoi-sepoi, wangi laut masih fresh. Dan pantulan cahaya di airnya.. OH MY GOD!! that is the best thing i've ever since that day!

Hari kedua ini, gak ada lagi jadwal basah-basahan di pantai, kita berkeliling pulau liat Elang sama Penyu, hmmm biasa aja sih hahahhaa. Tapi hari kedua udah cukup puas banget sama pengalaman liat sunrise di Harapan Islandnya.

Udah puas, udah happy, udah cukup banget quicky runaway-nya.
Tapi belum siap kembali ke Jakarta hahhahaa.
Apa daya waktu terus berlalu, dan rombongan mulai bersiap pulang.

Gue, Tria, Elvi, Koko, dan Adeknya Elvi (sesungguhnya gue lupa namana hahaa), udah ngambil posisi paling enak di kapal. Udah dapet pelampung buat jadi alas tidur.
Setengah jam perjalanan dilalui dengan mulus. Udah mulai nyenyak, sampai....... blup! mesin kapalnya mati!
KAPALNYA MOGOOOOKKK sodara-sodara =))
Posisinya di tengah laut.

Sempet terombang-ambing selama 1,5 jam dan akhirnya diselamatkan dengan cara MIGRASI KAPAL. Yaudah ya, nikmatin aja.
Toh saking capenya, posisi mana aja berhasil bikin gue tidur pulas. LOL

Well, itulah perjalanan 2 hari yang menyenangkan ke Pulau Harapan.
Beach, Sea, and Nature will always be my fave destination :)


Comments

Popular posts from this blog

A review : Salon(s) !

Hmm, pengen ahh sekali-sekali bikin tulisan agak belagu gitu hahaha. Gue mau bikin review salon nih, *belaga, padahal datengin salon juga baru berapa biji =))* Oiya, gue ini hobi banget nyalon, untuk beberapa perawatan khususnya. Well, since I was young (sekarang berasa udah agak tua), gw emang doyan banget "centil-centilan" di salon. Awalnya cuma creambath, secara itu satu-satunya perawatan make sense buat ABG labil umur 15 tahun. Firstly, gue gak tau ada salon selain salon mall such as JHONNY ANDREAN, and CHRISTOPHER =)). Gw baru kenal salon-salon perawatan itu kira-kira menginjak usia 17 tahun. Baru deh tuh kenal sama perawatan selain potong rambut dan creambatch, macam f acial, luluran, massage, manicure pedicure * yang mana gue nyoba karena satu paketan murah di salah satu salon di Bogor *. Nah, since gue baru aja balik dari salon.. Gue jadi kepikirian pengen ngelist aja beberapa salon yang pernah gue datengin dan gue cobain perawatannya. So, gue mau mulai dar

#WeddingBlog_Post-001 - rekomendasi venue di bogor

So, ceritanya gue mau memulai wedding preparation blog yang bercerita tentang proses persiapan pernikahan gue yang ketje badayyy itu (iyeee, udah 3 bulan telat maapin sibuk kroco satu ini :D) Kenapa gue bikin postingan ini karena sesungguhnya selama kemarin persiapan wedding, gue banyak sekali mengandalkan wedding blog untuk baca review-review venue dll. So, hopefully i can return the favor by helping others in need. However, gue harus menuturkan terlebih dahulu bahwa konsep yang gue bawa agak "nyeleneh" kalau dilihat dari kebiasaan atau standard wedding yang ada. Menuai beberapa kritik, tapi sampai hari ini sayah dan Pak Suami merasa keputusan yang kami ambil tepat. setepat-tepatnya. EH BETEWE, udah tau kan gue nikahin siapa? hahahahhaha. setelah blog ini diisi sama cerita galau gue sama beberapa pria yang pernah mengisi hidupku, akhirnya ku nikah sama si BEYI! alhamdulillah. So, yaudah gak usah curhat panjang-panjang karena ini ceritanya tentang wedding blog kan ya

UPDATE : Review Salon #2

OKE! Setelah gue menuliskan review salon jilid 1 yang bisa dijumpai disini , gue mau meng-update reviewnya lagi tentang beberapa salon. 1. GRIA INAN Kayanya gue juga pernah menjanjikan ya mau nulis review salon ini kalo udah nyoba. Akhirnya, setelah cukup lama sering lewat dan ngintipin salon yang keliatan mewah ini, gue pun mencoba perawatannya di bulan Juni kemarin. Seinget gue dulu mereka pasang spanduk yang bertuliskan beberapa paket perawatan seharga Rp 70.000, isi paketnya juga lumayan beragam mulai dari lulur, massage, facial, creambath, dan mani pedi. Tapi, gue agak telat kali ya.. karena pas gue dateng kesana sama  calon adek ipar  gue, spanduk itu udah dilepas. Bayangan gue untuk menikmati satu hari penuh dengan harga murah hilang sudah.... Namun, niat memanjakan diri di salon sudah begitu kuat, maka gue dan dia pun melangkahkan kaki masuk ke bangunan yang terlihat seperti rumah-rumah di kawasan elite Jakarta. Tempatnya bersih, bagus, atmospherenya juga pas masuk itu