Skip to main content

Aku yang menanti

Aku masih terus menghitung. Kuputuskan untuk menghitung hari engkau kembali.
Kini hanya 73 hari lagi hingga ku akan hangat di dalam peluk tubuhmu yang sama seperti dulu.
.
Pesan singkatmu mengatakan bejana besi rakitan itu sudah akan lepas landas. Kamu resmi meninggalkan kota ini. Kota yang jauh dari tempat kita bercumbu pertama kali, kota yang tak asing tetapi juga tak kita kenali.

Aku termenung sambil mencoba meyakinkan semua ini tak sama lagi.

Aku tahu, ada diriku yang kau bawa menuju peraduanmu berikutnya. Dimana duniamu akan terus bergerak dan aku akan selalu kau jaga. Hidup ini tentang pergerakan, bukan?
Begitu pula dengan rasa yang kita punya, yang kini kamu paksa untuk bergerak, mengenali lagi, meresapi kembali resah dan indah dari sebuah masa akan perpisahan. Menjadikan setiap masa pertemuan lebih bermakna layaknya kata-kata yang selalu diberi jarak untuk dapat dipahami.

Ya, kita sedang mencoba memahami. Tentang apa arti kebersamaan tanpa ada lagi pergerakan. Tak bergerak maka mati. Setidaknya suri.

Aku tak mau rasa kita suri, apalagi mati.

Maka aku ikuti kemana kau bawa hati ini untuk bergerak, menjejaki kisah baru atas nama kesetiaan dan penantian. Pengabdian hingga batas waktu yang kau janjikan.

"Tiga bulan, dan kita akan punya waktu untuk bersama lagi". Katamu.

Menikmati kebersamaan, menuai benih kerinduan untuk kita tanamkan lagi bibit baru kasih di dalam hati ini.
Maka aku akan menanti, menunggu masa kau akan kembali.
Dan kita sudah saling memahami.
Seberapa kisah kasih ini berarti.

-aku, yang menanti-
24 Juli 2013

Comments

Popular posts from this blog

A review : Salon(s) !

Hmm, pengen ahh sekali-sekali bikin tulisan agak belagu gitu hahaha. Gue mau bikin review salon nih, *belaga, padahal datengin salon juga baru berapa biji =))* Oiya, gue ini hobi banget nyalon, untuk beberapa perawatan khususnya. Well, since I was young (sekarang berasa udah agak tua), gw emang doyan banget "centil-centilan" di salon. Awalnya cuma creambath, secara itu satu-satunya perawatan make sense buat ABG labil umur 15 tahun. Firstly, gue gak tau ada salon selain salon mall such as JHONNY ANDREAN, and CHRISTOPHER =)). Gw baru kenal salon-salon perawatan itu kira-kira menginjak usia 17 tahun. Baru deh tuh kenal sama perawatan selain potong rambut dan creambatch, macam f acial, luluran, massage, manicure pedicure * yang mana gue nyoba karena satu paketan murah di salah satu salon di Bogor *. Nah, since gue baru aja balik dari salon.. Gue jadi kepikirian pengen ngelist aja beberapa salon yang pernah gue datengin dan gue cobain perawatannya. So, gue mau mulai dar...

#WeddingBlog_Post-001 - rekomendasi venue di bogor

So, ceritanya gue mau memulai wedding preparation blog yang bercerita tentang proses persiapan pernikahan gue yang ketje badayyy itu (iyeee, udah 3 bulan telat maapin sibuk kroco satu ini :D) Kenapa gue bikin postingan ini karena sesungguhnya selama kemarin persiapan wedding, gue banyak sekali mengandalkan wedding blog untuk baca review-review venue dll. So, hopefully i can return the favor by helping others in need. However, gue harus menuturkan terlebih dahulu bahwa konsep yang gue bawa agak "nyeleneh" kalau dilihat dari kebiasaan atau standard wedding yang ada. Menuai beberapa kritik, tapi sampai hari ini sayah dan Pak Suami merasa keputusan yang kami ambil tepat. setepat-tepatnya. EH BETEWE, udah tau kan gue nikahin siapa? hahahahhaha. setelah blog ini diisi sama cerita galau gue sama beberapa pria yang pernah mengisi hidupku, akhirnya ku nikah sama si BEYI! alhamdulillah. So, yaudah gak usah curhat panjang-panjang karena ini ceritanya tentang wedding blog kan ya...

i changed my name.

Gue mempertimbangkan ganti nama. Nama gue sekarang adalah Nanda Marifani Sani, tapi mengingat apa yang terjadi selama uas metakognitif tadi, dimana selama kurang lebih dalam kurun waktu 90 menit, gue menjatuhkan barang-barang disekitar gue, sebanyak 6 KALI, SAUDARA-SAUDARI! Ya, sekarang gini deh, gue emang mendiagnosa diri gue termasuk ke dalam gangguan ADHD (Attention Deficit & Hyperactive Disorder), padahal harusnya diagnosis ini pada usia 7 tahun, tapi koq gue baru nyadar pas gue kuliah… entahlah, gue emang kurang bisa duduk konsen diem ga ngapa-ngapain gitu, trus gue selalu menjatuhkan dan menghilangkan barang-barang, persis deh kaya diagnose untuk ADHD. Hari ini buktinya.. Meja seukuran kira-kira 30 x 30 cm yang dipake buat nulis itu berhasil membuat gue kerepotan… 5 menit pertama, gue menjatuhkan tempat pensil yang menyebabkan adanya suara heboh di tengah kelas yang sedang sepi. Lalu, gue kembali mengerjakan soal dan beberapa saat kemudian menjatuhkan KTM gue, lalu setelah it...