November 2012 lalu, departemen gue dapet permintaan training negotiation buat procurement team secara in house, which is tugas gue mulai dari cari provider sampe pelaksanaan training nantinya. Bergeraklah gue mencarikan berbagai rekomendasi trainer buat tema ini. Sampai akhirnya training ini baru approved kira-kira 2 minggu yang lalu.
Nah, hari ini gue ngantor ke cilandak karena ada jadwal technical meeting dengan salah satu provider untuk training yang ditunjuk. Rencananya training ini diadakan hari Rabu & Kamis minggu depan.
Tentunya, persiapan sudah dilakukan berbulan-bulan dan udah 90 % siap. Komposisi peserta udah jadi. Tanggal fix. Tempat OK.
Asli, tinggal jalan. Gue pikir hari ini gak jauh dari formalitas doang yang isinya cuma teknis gimana hari H nanti.
Tapi ternyata, setelah Bu Silvi selaku manager SCM ketemu dengan Pak Dino Martin, trainernya, tergalilah kebutuhan yang menyimpang dari topik training.
JREEEEENGG!!!
Kenapa lah bisa begitu kengkawan?
Jadi begini,
2012 kemarin, as we know industri mining sedang turun dan berdampak juga terhadap bisnis perusahaan gue kerja. Why? Karena mostly customer tempat gue kerja adalah industri mining, yang mana sehingga dan oleh karena itu, kondisi cash flow di perusahaan pun jadi super duper ketat.
Berbagai cara dipikirkan dong ya gimana caranya bisa tetep jalan operasionalnya. Tercetuslah bahwa tim procurement bisa jadi salah satu jembatan solusi karena mereka yang punya andil terhadap pengadaan barang. Gimana caranya mereka bisa tetep cari supply consumable dan kebutuhan lainnya tapi bayarnya bisa ngundur dikit dari term of payment, atau dapat harga yang ciamik.
Teknik negosiasi saat melakukan pengadaan barang diperlukan.
Sampai ke departemen L & D, dan kita olah.
Naaaahh, hari ini.. begitu bu silvi menyatakan tujuan-tujuannya, ternyataaaaaa...
kebutuhannya masih di BASIC PURCHASING & PROCUREMENT MANAGEMENT-nya. Belum bisa sampai praktik negosiasinya karena bahkan procurement team ini masih belum bisa menganalisa apa sebenernya kebutuhan user.
So, apa yang harus gue lakukan?
tentunya merumuskan ulang komposisi peserta. which is kayanya gampang tapi sesungguhnya urusan sama peserta adalah yang paling menantang.
Re-confirming peserta yang di cancel, dipindah ke batch pelatihan lain. Menambahan peserta yang tadinya gak ada di list (ini yang paling berabe), dan mengatur ulang komposisi peserta di batch selanjutnya.
menjadi ribet karena gue di cilandak dan gak bisa akses email kantor. Artinya gak bisa langsung inform peserta. HAHAHAHA.
gue jadi harus ngerepotin meifina dengan perubahan mendadak ini.
Satu hal yang gue pelajari dari perubahan-perubahan ini adalah:
Inisiatif dan kerjasama jadi poin penting menanggapi last minute change, karena tanpa inisiatif yang cepet buat hand over kerjaan, maka peserta baru bisa tau hari senin sedangkan rabu udah training.
dan kerjasama, harus banget ada diantara tim kerja.
Well, gue udah ngelantur sana-sini.
udah cape dan pusing hhahaha.
pamit dulu ya.
ciao!
Nah, hari ini gue ngantor ke cilandak karena ada jadwal technical meeting dengan salah satu provider untuk training yang ditunjuk. Rencananya training ini diadakan hari Rabu & Kamis minggu depan.
Tentunya, persiapan sudah dilakukan berbulan-bulan dan udah 90 % siap. Komposisi peserta udah jadi. Tanggal fix. Tempat OK.
Asli, tinggal jalan. Gue pikir hari ini gak jauh dari formalitas doang yang isinya cuma teknis gimana hari H nanti.
Tapi ternyata, setelah Bu Silvi selaku manager SCM ketemu dengan Pak Dino Martin, trainernya, tergalilah kebutuhan yang menyimpang dari topik training.
JREEEEENGG!!!
Kenapa lah bisa begitu kengkawan?
Jadi begini,
2012 kemarin, as we know industri mining sedang turun dan berdampak juga terhadap bisnis perusahaan gue kerja. Why? Karena mostly customer tempat gue kerja adalah industri mining, yang mana sehingga dan oleh karena itu, kondisi cash flow di perusahaan pun jadi super duper ketat.
Berbagai cara dipikirkan dong ya gimana caranya bisa tetep jalan operasionalnya. Tercetuslah bahwa tim procurement bisa jadi salah satu jembatan solusi karena mereka yang punya andil terhadap pengadaan barang. Gimana caranya mereka bisa tetep cari supply consumable dan kebutuhan lainnya tapi bayarnya bisa ngundur dikit dari term of payment, atau dapat harga yang ciamik.
Teknik negosiasi saat melakukan pengadaan barang diperlukan.
Sampai ke departemen L & D, dan kita olah.
Naaaahh, hari ini.. begitu bu silvi menyatakan tujuan-tujuannya, ternyataaaaaa...
kebutuhannya masih di BASIC PURCHASING & PROCUREMENT MANAGEMENT-nya. Belum bisa sampai praktik negosiasinya karena bahkan procurement team ini masih belum bisa menganalisa apa sebenernya kebutuhan user.
So, apa yang harus gue lakukan?
tentunya merumuskan ulang komposisi peserta. which is kayanya gampang tapi sesungguhnya urusan sama peserta adalah yang paling menantang.
Re-confirming peserta yang di cancel, dipindah ke batch pelatihan lain. Menambahan peserta yang tadinya gak ada di list (ini yang paling berabe), dan mengatur ulang komposisi peserta di batch selanjutnya.
menjadi ribet karena gue di cilandak dan gak bisa akses email kantor. Artinya gak bisa langsung inform peserta. HAHAHAHA.
gue jadi harus ngerepotin meifina dengan perubahan mendadak ini.
Satu hal yang gue pelajari dari perubahan-perubahan ini adalah:
Inisiatif dan kerjasama jadi poin penting menanggapi last minute change, karena tanpa inisiatif yang cepet buat hand over kerjaan, maka peserta baru bisa tau hari senin sedangkan rabu udah training.
dan kerjasama, harus banget ada diantara tim kerja.
Well, gue udah ngelantur sana-sini.
udah cape dan pusing hhahaha.
pamit dulu ya.
ciao!
Comments
Post a Comment