Hey,
Aku tahu kamu sudah memaksaku untuk menjawab sore-mu. Maaf ya, Senjanya belum siap menyapa sore yang begitu lembut darimu.
Hey,
Kamu tahu tidak? Aku tiba-tiba saja membuka halaman ini dan jari-jariku menekan tombol-tombol abjad diatas keyboard hitamku.
"Ada sesuatu yang harus disampaikan"
Akupun sesungguhnya tak tahu pasti apa yang aku tuliskan.
Rasa di dalam hatiku ini begitu campur aduk. Mungkin kamu juga demikian.
Ada rasa bahagia, haru, tegang, dan sakit (karena gigiku yang sedang tak bersahabat).
Tapi aku merasa ada sesuatu yang harus disampaikan.
Aku ingat.
Dua tahun lalu, di bulan September.
Seseorang di depanku bercerita bahwa dirinya tak tahu apa yang dilakukannya. Apa yang dijalankannya. Mengapa ia memilih berada disana. Ia merasa ia kembali di titik nol. Merasa bukan siapa-siapa. Padahal, sebelumnya dia sedang menuju puncak dalam karirnya.
Ia menangis sebab ia tak tahu bagaimana ia akan menjalankan peran barunya. Ia menangis sebab ia khawatir, apabila ia salah mengambil keputusan.
Ia meragukan dirinya. saat itu.
Aku ingat.
Di beberapa bulan berikutnya, ia pun bercerita bahwa ia masih belum tahu apa yang dia inginkan.
Apa yang dia tuju dari perjalanan barunya. Tantangan di awalnya pun tak mudah.
Tapi, aku yakin dia akan berhasil.
Karena dia adalah satu sosok yang selalu aku kagumi. Sosok kontemplatif yang selalu mencoba mengambil makna dari setiap langkah, setiap akibat dalam hidupnya.
.
Dia berjalan bukan tanpa batu hambatan.
Dia melangkah bukan tanpa rintangan.
Tapi, dengan begitulah dia belajar banyak tentang kehidupan.
.
Pagi ini,
dia bilang dia akan mempertanggungjawabkan apa yang dia lakukan selama 3 bulan.
dia bilang dia belum pantas disandangkan dengan gelar yang akan didapatkannya dalam 3 bulan kedepan.
dia bilang dia harus membuktikannya kepada masyarakat, bahwa dia pantas berdiri dan bergerak dengan gelar itu.
Aku bilang,
Dia sudah berada disana. sudah melakukan apa yang akan dilakukannya lagi di waktu mendatang.
dia sudah membuktikannya.
Buatku,
sejak aku mengenalnya.
-
04 Juli 2014.
Goodluck, Nabila Dian Nirmala.
Semoga kamu menjadi lilin penerang bagi mereka yang sedang terseok dalam kegelapan.
Aku tahu kamu sudah memaksaku untuk menjawab sore-mu. Maaf ya, Senjanya belum siap menyapa sore yang begitu lembut darimu.
Hey,
Kamu tahu tidak? Aku tiba-tiba saja membuka halaman ini dan jari-jariku menekan tombol-tombol abjad diatas keyboard hitamku.
"Ada sesuatu yang harus disampaikan"
Akupun sesungguhnya tak tahu pasti apa yang aku tuliskan.
Rasa di dalam hatiku ini begitu campur aduk. Mungkin kamu juga demikian.
Ada rasa bahagia, haru, tegang, dan sakit (karena gigiku yang sedang tak bersahabat).
Tapi aku merasa ada sesuatu yang harus disampaikan.
Aku ingat.
Dua tahun lalu, di bulan September.
Seseorang di depanku bercerita bahwa dirinya tak tahu apa yang dilakukannya. Apa yang dijalankannya. Mengapa ia memilih berada disana. Ia merasa ia kembali di titik nol. Merasa bukan siapa-siapa. Padahal, sebelumnya dia sedang menuju puncak dalam karirnya.
Ia menangis sebab ia tak tahu bagaimana ia akan menjalankan peran barunya. Ia menangis sebab ia khawatir, apabila ia salah mengambil keputusan.
Ia meragukan dirinya. saat itu.
Aku ingat.
Di beberapa bulan berikutnya, ia pun bercerita bahwa ia masih belum tahu apa yang dia inginkan.
Apa yang dia tuju dari perjalanan barunya. Tantangan di awalnya pun tak mudah.
Tapi, aku yakin dia akan berhasil.
Karena dia adalah satu sosok yang selalu aku kagumi. Sosok kontemplatif yang selalu mencoba mengambil makna dari setiap langkah, setiap akibat dalam hidupnya.
.
Dia berjalan bukan tanpa batu hambatan.
Dia melangkah bukan tanpa rintangan.
Tapi, dengan begitulah dia belajar banyak tentang kehidupan.
.
Pagi ini,
dia bilang dia akan mempertanggungjawabkan apa yang dia lakukan selama 3 bulan.
dia bilang dia belum pantas disandangkan dengan gelar yang akan didapatkannya dalam 3 bulan kedepan.
dia bilang dia harus membuktikannya kepada masyarakat, bahwa dia pantas berdiri dan bergerak dengan gelar itu.
Aku bilang,
Dia sudah berada disana. sudah melakukan apa yang akan dilakukannya lagi di waktu mendatang.
dia sudah membuktikannya.
Buatku,
sejak aku mengenalnya.
-
04 Juli 2014.
Goodluck, Nabila Dian Nirmala.
Semoga kamu menjadi lilin penerang bagi mereka yang sedang terseok dalam kegelapan.
Comments
Post a Comment