melati tak hentinya tanya bertanya mengapa pada dedaun kering yg hampir mati.. mawar tak jua terima mengapa harum harus bersanding dgn duri yg terberi.. matahari tak mengerti, mengapa ia harus sembunyi saat sang bulan berlaga, padahal ia lah sang penabur cahaya.. mengapa bulan yg dipuja, tetapi mentari yg terhina? katanya bersinar tralu terik hingga buta mata manusia, katanya sengat teralu panas, hangus pula smangat dunia. mentari tersedu, malah berbunga para hijau ditaman. bila matahari sedang penuh smangat, para pekerja mengamuk, mengumpat bangsat padanya.. tanah meretak retak tanda protes, air kabur mengumpat buat manusia kalang kabut kekeringan.. pada saat itu sang bulan berleha2, menunggu dirinya dipuja. oleh para wanita. oleh para insan yg sedang bercinta. oleh para penyair syahdu di dunia. oleh semua umat. mentari iri, iri dgn sambut hangat pada sang bulan. tapi mentari baik hati.. ia tahu, dunia kan mati tanpa hadirnya, sang bulan tak bercahaya, dedaun tak makan. melati akan ma